Minggu, 17 April 2011

Sang Superstar Dari Youtube


Nama   : Maruto Pratama Putra
NPM   : 24210249
Kelas   : 1EB12

Sang Superstar Dari Youtube
                Fenomena lahirnya seseorang tidak hanya dilihat dari talent atau kelebihan yang dimiliki.  Melainkan, karena seseorang tersebut kreatif dan jeli melihat sebuah peluang.  Contoh kisah sukses yang berhasil menjadi superstar di sebuah video jaringan sosial youtube adalah Justin Bieber.  Pemuda berusia remaja yang berasal dari Canada tersebut mulai terkenal karena ibunya mengupload video Justin Bieber sedang bernyanyi di situs youtube.
                Melalui youtube, Justin Bieber membuat tertarik pemandu bakat dan dibimbing oleh penyanyi Usher.  Ia pun kini telah menjadi superstar yang digemari oleh remaja-remaja di seluruh dunia bahkan sampai di Indonesia.  Fenomena ini juga terjadi di Indonesia seperti Sinta dan Jojo yang mengupload video lip sync dengan lagu keong racun.
                Fenomena ini terus berlanjut hingga sekarang bukan hanya dari masyarakat biasa bahkan sampai aparat kepolisian.  Briptu Norman seorang polisi yang berasal dari Gorontalo melip synckan lagu India yang dibawakan oleh Sharuk Kanh.  Kini , Briptu Norman mulai terkenal di Indonesia.  Panggilan-panggilan dari beberapa tv swasta untuk mengisi acara pun mulai menghampiri Briptu Norman.  Ia pun tak menyangka kalau dirinya menjadi perbincangan di berbagai media massa.     

Pengangguran


Nama   : Maruto Pratama Putra
NPM   : 24210249
Kelas   : 1EB12

Pengertian Pengangguran
            Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
Jenis Pengangguran dan Penyebabnya
            Pengangguran dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab terjadinya dan menurut lama waktu kerjanya.
a.       Jenis pengangguran menurut faktor penyebab terjadinya:
1.       Pengangguran konjungtur/siklis adalah pengangguran yang berkaitan dengan turunnya kegiatan perekonomian suatu negara.
2.      Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian.
3.      Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja.
4.      Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.
b.      Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja:
1.      Pengangguran terbuka adalah situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
2.      Setengah menganggur adalah situasi dimana orang bekerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh.
3.      Pengangguran terselubung terjadi  karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal.
Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional
1.      Pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional.  Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil.  Dengan demikian, nilai pendapatan nasional dan pendapatan per kapita pun akan semakin kecil.
2.      Penerimaan negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan.  Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan.  Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang.  Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.
3.      Beban psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung.  Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai persaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar biaya sosial yang dikeluarkan.
Cara-cara mengatasi pengangguran
1.      Peningkatan daya beli masyarakat, daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan.
2.      Pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan industri yang bersifat padat karya, sehingga mampu menampung tenaga kerja yang menganggur.
3.      Mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran , seleksi, dan pengambilan keputusan menerima atau tidak berlangsung lebih cepat.
Daftar Pustaka:
  S, Alam.2007. Ekonomi 2. Jakarta: Penerbit Esis




Kebijakan Perdagangan Internasional


Nama   : Maruto Pratama Putra
NPM   : 24210249
Kelas   : 1EB12

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pengertian Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan adalah suatu kecermatan, ketelitian, dan langkah yang diambil untuk mengatasi sesuatu masalah.  Berdasarkan pengertian kebijakan tersebut, kebijakan perdagangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional.
Jenis-Jenis Kebijakan Perdagangan Internasional
Jenis-jenis kebijakan dapat diberlakukan untuk impor dan ekspor:
a.       Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor
Ada beberapa keburukan mengimpor suatu barang.  Salah satunya adalah perusahaan dalam negeri yang memproduksi jenis barang yang sama akan gulung tikar karena kalah bersaing dengan barang impor.  Untuk itulah, pemerintah harus melindungi atau bertindak untuk mengatasi keburukan itu dengan jalan memberi perlindungan.  Macam-macam kebijakan perlindungan:
1)      Kuota
Kuota merupakan jumlah yang ditetapkan untuk suatu kegiatan dalam satu masa atau suatu waktu tertentu.  Jadi, kuota dalam impor adalah total jumlah barang yang dapat diimpor dalam masa tertentu.
2)      Tarif
Kebijakan tarif diambil pemerintah dengan menetapkan tarif tinggi untuk mengimpor suatu jenis barang.  Dengan pengenaan tarif ini, harga barang impor menjadi mahal, sehingga barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri akan memiliki daya saing dan dibeli konsumen.
3)      Subsidi
Karena ada perbedaan harga antara barang impor dan barang dalam negeri, ada kemungkinan harga barang impor lebih murah daripada harga barang produksi dalam negeri.  Supaya harga barang produksi dalam negeri dapat ditekan, pemerintah dapat memberi subsidi pada produsen dalam negeri.
4)      Larangan impor
Larangan impor bisa jadi dilakukan untuk membalas tindakan negara lain yang terlebih dahulu melarang impor barang suatu negara.  Selain itu, larangan impor dapat pula dilakukan untuk menghemat devisa.
b.      Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor
Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor ditujukan untuk melindungi produksi dalam negeri di samping memperoleh keuntungan.  Beberapa kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor:
1)      Diskriminasi harga
Diskriminasi harga adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya.  Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang tarif.
2)      Pemberian premi (subsidi)
Kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor.  Pemberi premi (subsidi) itu antara lain  berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3)      Dumping
Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan barang ekspor (harga barang di luar negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri.
4)      Politik dagang bebas
Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan di mana masing-masing pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.  Kebebasan dalam perdagangan ini akan membawa beberapa keuntungan seperti mutu barang yang tinggi dan harga yang relatif murah.
5)      Larangan ekspor
Larangan ekspor merupakan kebijakan suatu negara untuk melarang ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri.  Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial, atau budaya.
Daftar Pustaka:
  S, Alam.2007. Ekonomi 2. Jakarta: Penerbit Esis




Kebijakan Moneter


Nama   : Maruto Pratama Putra
NPM   : 24210249
Kelas   : 1eb12

Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil penguasa moneter (Bank Sentral atau Bank Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang beredar dan daya beli uang.
Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengan bergairahnya dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja.  Jika dirinci, tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut.
a.        Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai harapan, terkendali, dan berkesinambungan.  Artinya, pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
b.      Menjaga stabilitas harga
Ada kalanya harga itu naik atau turun tidak beraturan sehingga perubahan harga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau harga cenderung naik secara terus-menerus, maka orang akan membelanjakan semua uangnya yang justru mengakibatkan gejala ekonomi yang disebut inflasi.
c.        Meningkatkan kesempatan kerja
Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil.  Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi yang memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesempatan kerja.
d.       Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing maka harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah sehingga memperkuat daya asing dan meningkatkan jumlah ekspor.  Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Jenis dan instrumen kebijakan moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu:
·         Tight money policy (kebijakan uang ketat) adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar.
·         Easy money policy (kebijakan uang longgar) adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah jumlah uang beredar.
Bank sentral dapat menggunakan instrumen-instrumen sebagai berikut ini.
a.       Kebijakan operasi pasar terbuka (open market operation) adalah kebijakan bank sentral di bidang moneter dengan cara menjual atau membeli surat berharga di pasar modal untuk memengaruhi jumlah uang beredar.
b.      Kebijakn diskonto ( discount policy) adalah kebijakan bank sentral di bidang moneter yang menaikkan atau menurunkan suku bunga bank umum untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar.
c.       Kebijakan cadangan kas adalah kebijakn bank sentral di bidang moneter yang menaikkan atau menurunkan cadangan kas bank umum untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar.
d.      Kebijakan kredit ketat adalah kebijakan bank sentral di bidang moneter yang mengontrol pengucuran kredit oleh bank umum kepada masyarakat yang bertujuan memengaruhi jumlah uang beredar.  Pengucuran kredit harus memenuhi 5 syarat, yakni: character, capability, collateral, capital, dan condiition of economy.
e.       Kebijakan dorongan moral (moral suasion) adalah kebijakan bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya.
Daftar Pustaka:
:  S, Alam.2007. Ekonomi 1. Jakarta: Penerbit Esis