Rabu, 04 Mei 2011

Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan

Nama : Maruto Pratama Putra

NPM : 24210249

Kelas : 1EB12

KEMISKINAN

Krisis multidimensional yang terjadi pada tahun 1997 menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia semakin bertambah. Mengutip data Pusat Statistik, pada tahun 2000, 27,5 juta atau 18% rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan yang didefinisikan oleh BPS. Selain itu, sejumlah 7,5 juta anak terancam putus sekolah dan tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 30% dari penduduk usia produktif. Pada tahun 2006, berdasarkan garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 39,05 juta jiwa penduduk Indonesia yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan tersebut adalah Rp143.455 per kapita per bulan untuk wilayah perkotaan dan Rp108.725 per kapita per bulan untuk wilayah pedesaan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran, sementara harga barang-barang di pasaran terus meningkat. Krisis ekonomi yang berkepanjangan berpengaruh pada perekonomian negara sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan, seperti menaikkan harga BBM. Bagi penduduk miskin pemerintah memberikan dana kompensasi BBM, namun masih saja ada kesalahan teknis sehingga dana kompensasi tersebut tidak sampai pada sasaran.

Beberapa akibat yang timbul dari meningkatnya angka kemiskinan antara lain:

a. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat kekurangan gizi, contohnya kasus busung lapar di beberapa daerah yang akhir-akhir ini semakin meningkat.

b. Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas.

Garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Melalui pendekatan sosial masih sulit mengukur garis kemiskinan masyarakat, tetapi indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Sementara ini yang digunakan oleh BPS untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran.

KETIMPANGAN PENDAPATAN

Berikut ini yang menyebabkan ketidak- merataan distribusi pendapatan menurut Irma Adelman dan Cynthia Taff Morris yaitu :

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita.

2. Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.

3. Ketidak-merataan pembangunan antar daerah

4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive), sehingga persentase pendapatan modal dari harta tambahan besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.

5. Rendahnya mobilitas sosial

6. Pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.

7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara sedang berkembang dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidak elastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang ekspor negara sedang berkembang.

8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dan lain-lain.

Daftar Pustaka:

S, Alam.2007. Ekonomi 1. Jakarta: Penerbit Esis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar