Kamis, 28 Juni 2012

Mudik

Mudik Mudik adalah suatu fenomena unik yang ada di Indonesia,biasanya dilakukan oleh penduduk yang berkerja di daerah perkotaan untuk pulang kekampung halamannya untuk sekedar bersilahturahmi dengan sanak saudara di kampung yang terjadi satu tahun sekali pada saat hari raya Idul fitri, natal ataupun tahun baru. tradisi pulang ke desa untuk sementara waktu ini dianggap membawa simbol-simbol tersendiri, khususnya bagi perantau. Selain sarat dengan ranah sosial dan religius, mudik identik dengan fenomena ekonomi. Pulang kampung adalah taruhan keberhasilan pemudik. Akan ada rasa malu jika mudik dengan tangan kosong. Maka, kita lihat, banyak perantau yang sudah berhasil atau tidak sengaja memoles dirinya dengan simbol-simbol peningkatan status ekonomi. Namun, penonjolan status tersebut membawa efek lanjutan bagi penduduk perdesaan bahwa kota adalah jalan menuju kehidupan lebih baik. Dampak Negatif Mudik  MUDIK SEBAGAI SUATU GAMBARAN AKAN PEMBANGUNAN DAN KONDISI PERKONOMIAN DI INDONESIA Karena pembangunan di Indonesia tidak di imbangi dengan pemerataan akibatnya banyak orang yang bekerja di Ibukota Negara yaitu di daerah Jakarta, karena lapangan pekerjaan banyak berada di ibukota dan di daerah orang sulit mendapatkan pekerjaan karena sedikitnya lapangan pekerjaan dari pada di ibukota, padahal pekerjaan sangatlah penting untuk menopang biaya hidup yang kian hari kian berat karena naiknya harga harga kebutuhan hidup, dan pemerintah kurang memperhatikan hal itu akibatnya pemerataan penduduk tidak berhasil , sebagai contoh banyaknya penduduk Indonesia yang mencari peruntungan di Ibukota atau kota kota besar padahal banyak dari mereka tidak atau belum mempunyai skill untuk bekerja di kota biasanya di sektor industri atau yang lainnya dan itu mengakibatkan banyak pengangguran , dari pengangguran dalam menimbulkan kriminalitas kriminalitas terjadi karena desakan kebutuhan Selama desa tidak dianggap menarik sebagai penjamin kesejahteraan, urbanisasi akan terus terjadi. Dengan adanya otonomi daerah sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk merestrukturisasi sentralisme pembangunan kota. Pemerintah harus mengubah image dan stigma desa menjadi daerah yang berbeda dengan kota dari segi spesialisasi. Karena kebanyakan motif urbanisasi adalah ekonomi, desa juga harus bisa membendung urbanisasi melalui penyediaan lapangan kerja dan sumber-sumber ekonomi. Desa yang dikelola melalui potensi perdesaan yang menjanjikan pendapatan tinggi akan meminimalisasi urbanisasi. Dampak Positif Mudik  PARA PEMUDIK DAPAT MEMPUNYAI POTENSI UNTUK MEMBANGUN DESA MEREKA Penduduk pendatang yang ada di kota besar kembali ke daerah asal masing-masing dengan membawa bekal dalam bentuk investasi ekonomi, modal sosial berupa pengalaman dan potensi untuk menjadi agen perubahan di daerah asal. Mudik yang terjadi di Indonesia seringkali hanya dianggap sebagai momen untuk bisa kembali ke tengah keluarga dan melakukan silaturahmi saja. Padahal, melihat potensi sosial yang ada di dalamnya, fenomena mudik ini bisa menjadi solusi dari sentralisasi perputaran uang dan rendahnya pemerataan penduduk yang ada di Indonesia. Revitalisasi semangat mudik yang dibawa oleh para pendatang ketika pulang ke daerah masing-masing bisa dilakukan dengan mengubah paradigma bahwa mudik bukan hanya sarana untuk bertemu keluarga, tetapi juga bisa menjadi momen untuk pulang bangun desa. Peluang bangun desa terbuka lebar dengan bekal pengalaman, keahlian dan finansial yang sudah diperoleh selama berkelana di kota besar dan bisa diaplikasikan di daerah asal masing-masing. Bekal pengalaman dalam menjalankan usaha atau memperdalam suatu keterampilan yang sudah ditekuni selama tinggal di kota besar bisa menjadi modal non finansial yang mendukung ketika merintis usaha di daerah asal. Melalui inisiatif pengembangan keterampilan dan sentra usaha yang sudah dipelajari selama merantau di kota, ekonomi di desa dan daerah asal akan terbantu serta bisa membuka lebih banyak lapangan kerja. Efek domino dari inisiatif ini akan mendorong penyerapan tenaga kerja dan penurunan arus urbanisasi yang seringkali mengiringi arus balik setelah mudik. Peluang mudik bangun desa juga bisa ditempuh melalui modal finansial yang membantu perputaran modal, bukan hanya tersentralisasi di kota besar saja tetapi juga mampu merata ke berbagai daerah di Indonesia. Investasi yang dilakukan tidak harus selalu berupa usaha swadaya tetapi juga bisa dalam bentuk fasilitator untuk para investor yang sedang mencari lahan dan sumber daya manusia produktif yang melimpah di desa-desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar